ISLAMISASI WARISAN BUDAYA KRATON yogyakarta

ISLAMISASI WARISAN BUDAYA KRATON
itu adalah proses Islamisasi warisan budaya kraton ketimbang Jawanisasi unsur-unsur Islam.
Masih menurut Simuh, Ada empat pertimbangan yang melatarbelakangi proses Islamisasi tradisi lama ini; Pertama, warisan budaya kraton yang sangat halus, adiluhung serta kaya raya itu pada zaman Islam tentu bisa dipertahankan dan dimasyarakatkan apabila dipadukan dengan unsur-unsur Islam. Secara obyektif para priyayi dan sastrawan Jawa sejak abad ke-8, berhasil mengembangkan kebudayaan istana dengan memanfaatkan unsur-unsur Hinduisme. Cerita mitos Ramayana dan Mahabarata telah mengilhami munculnya berbagai macam karya sastra dan seni pewayangan langkap dengan pakemnya. Dalam serat Babad disebutkan, bahwa perkembangan bentuk-bentuk kesenian tersebut, tidak lepas dari sentuhan para Wali, terutama Sunan Kalijaga. Contoh kongkret Islamisasi dalam pewayangan tercermin dengan masuknya jimat layang kalimasada (kalimat syahadah) yang dijadikan senjata pusaka kerajaan Amarta (Pandawa).
Kedua, para pujangga dan sastrawan Jawa membutuhkan bahan sebagai subject matters dalam berkarya. Karena Hinduisme telah terputus pada zaman ramai-ramainya Islam mewarnai Nusantara, maka satu-satunya sumber acuan yang mendampingi kitab-kitab kuno hanyalah kitab-kitab yang bersumber dari lingkungan kebudayaan pesantren. Maka para pujangga dan sastrawan Jawa yang mengetahui bahwa dalam lingkungan budaya pesantren terdapat sumber konsep-konsep ketuhanan, etika, falsafah kebatinan yang kaya, mereka bergairah memasukkan unsur-unsur baru tersebut dalam khasanah budaya Jawa.
Ketiga, pertimbangan stabilitas sosial, budaya, dan politik. Adanya dua lingkungan budaya, yakni tradisi pesantren dan kejawen perlu dijembatani agar tercapai saling pengertian dan dapat mengeliminasi konflik-konflik yang mungkin dapat terjadi. Dan keempat, pihak kraton sendiri sebagai pendukung dan pelindung agama merasa perlu mengulurkan tangan untuk menyemarakkan syi’ar Islam. Untuk itu, pihak penguasa kraton membangun berbagai sarana, baik yang bersifat struktural maupun kultural demi tercapainya syi’ar Islam. Sehingga sejak jaman Demak bermunculanlah upacara-upacara keagamaan seperti sekaten, grebeg maulud, grebeg hari raya fitrah, juga grebeg hari raya haji dan sebaginya.
A.Makna Simbolis Kraton Yogyakarta
Yang disebut karaton ialah tempat bersemayam ratu-ratu, berasal dari kata-kata : ka + ratu + an = kraton. Juga disebut kadaton, yaitu Indonesianya ialah istana, jadi kraton ialah sebuah istana, tetapi istana bukanlah keraton. Kraton ialah sebuah istana yang mengandung arti, arti keagamaan, arti filsafat dan arti kulturil (kebudayaan).
Dan sesungguhnya kraton Yogyakarta itu penuh dengan arti-arti tersebut diatas. Arsiktur bangunan-bangunannya, letak bangsal-bangsalnya, ukiran-ukirannya, hiasanya, sampai pada warna gedung-gedungnya pun mempunyai arti. Pohon-pohon yang ditaman di dalamnya bukan sembarangan pohon. Semua yang terdapat disini seakan-akan memberi nasehat kepada manusia untuk cinta dan menyerahkan diri kepada Allah, berlaku sederhana dan tekun, berhati-hati dalam tingkah laku kita sehari-hari dan lain-lain.
Menurut Mark R. Woodward, mengutip apa yang telah diungkap Heine-Geldern, di kawasan Asia Tenggara yang mengalami Indianisasi, negara, kota-kota dan istana-istana adalah mikrokosmos. Konstruksi negara dan istana sebagai mikrokosmos yang sempurna merupakan salah satu diantara sumber legitimasi kerajaan yang penting. Tema ini, masih menurut Woordward, bergema dalam banyak studi mengenai agama dan usaha bina negara di kawasan tersebut belakangan ini. Mengutip Tambiah, yang menyebut Mataram dengan apa yang dia istilahkan sebagai “masyarakat galaktis (galactic polity), yakni sebuah negara yang diorganisasikan sebagai suatu mendalam.
Berbeda dengan negara-negara yang mengalami indianisasi, kraton Yogyakarta dalam paham kosmologinya menempatkan kasekten pada posisi subordinat dengan wahyu dan kewalian. Kraton Yogyakarta sendiri adalah model kosmik, tetapi kosmos yang dia wakili adalah Islami.
Ikonografi, simbolisme dan arsitektur kraton Yogyakarta menggambarkan struktur kosmos Muslim, hubungan antara sufisme dengan syari’ah, rumusan instropektif dan kosmologis jalan mistik, asal usul dan anak-turun manusia insan kamil. Sehingga kraton lebih dari segala hal, ia merupakan daerah (precinct) yang suci yang mendefinisikan negara dan masyarakat. Dalam hal ini, ia adalah analog dengan Ka’bah di Mekah, yang menjadi pusat dunia Muslim sebagai suatu keseluruhan. Kraton adalah pusat mistis dan badan spiritual kesultanan yang berperan sebagai wadah untuk mewujudkan esensi ilahiyah yang diwakili oleh sultan.
Karena alasan itu, kraton memainkan peran yang demikian penting dalam kehidupan negara Jawa. Milik kraton, lebih dari penguasaan terhadap kawasan, penduduk dan sumber-sumber, adalah kurnia yang menandai legitimasinya. Lebih dari faktor apapun, keratonlah yang membedakan seorang raja dengan pangeran-pangeran penguasa daerah atau tokoh-tokoh pemberontak.
Bentuk arsitektual dan geometrisnya bersifat linier, dan terdiri atas sejumlah pintu gerbang dan halaman yang berorientasi pada poros utara-selatan. Dalam pengertian yang paling umum ia adalah model badan manusia sempurna dan jalan menuju penyempurnaan manusia. Ia didasarkan pada teori wahdah al-wujud, dan tujuh tingkatan wujud (martabat wujud).Kraton mempunyai sembilan pintu gerbang, yang mempresentasikan lubang-lubang di dalam badan (yang menurut Serat Wirid, harus tertutup dalam proses meditasi maupun dalam ritual pemakaman Muslim).
Pertiga selatan kraton menggambarkan turunnya manusia sempurna dari eensi ilahiyah dan lahirnya seorang bayi kerajaan. Hal itu hanya bisa dibaca dari selatan ke utara. Pertiga utara kraton itu merupakan model dari formula intropektif dan kosmologis jalan mistik. Jika dibaca dari selatan ke utara, ia melukiskan jalan menuju kesatuan sesaat dengan Allah, sementara jika dibaca dari utara ke selatan ia memantulkan jalan kosmologis dan eskatologis menuju kesatuan akhir. Dipandang dari selatan, bagian tengah kraton adalah pusat administrasi kerajaan, yang perhatian utamanya adalah konsep-konsep loyalitas dan kewajiban. Ini sama dengan kesalehan normatif dan ibadah kepada Allah. Dipandang dari utara, bagian halaman dan tengah kraton itu sama dengan pendakian dari axis mundi, masuk ke dalam surga, dan pencapaian kesatuan yang kekal dengan Allah. Dengan perspektif ini, Sultan analog dengan ketuhanan yang transenden dan istana-Nya, dan dengan para malaikat yang menggitari singgasana Allah.
Dari paparan di atas dapat ditarik benang merah bahwa kraton Yogyakarta memiliki makna simbolik yang cukup dalam, khususnya jika dilihat dari perspektif religiusitas Islam-Jawa. Konsep religius lebih kongret dicerminkan dari tata-rakit kraton-masjid Agung yang memuat filosofi : “manunggaling kawula-Gusti”. Kraton adalah wadah kegiatan fisik material, lambang manusia dengan dunianya sebagai pusat kebudayaan. Sedangkan dalam dimensi vertikal, masjid Agung adalah isi kegiatan spiritual menyembah Tuhan sebagai pusat religi.

b. Makna Simbolis Tradisi Kraton Yogyakarta
Setelah melihat makna simbolik kraton Yogyakarta, sebagai pusat kebudayaan dan kehidupan masyarakat Jawa, sekarang dicoba untuk melihat berbagai ritual sebagai bagian dari tradisi kraton Yogyakarta yang juga mengandung nilai-nilai religiusitas yang cukup tinggi. Diantara upacara/ritual itu adalah Garebeg. Ada tiga macam upacara Garebeg, yaitu Garebeg Pasa untuk merayakan ‘Idul Fitri, Garebeg Besar pada bulan Besar atau Dzulhijjah untuk merayakan ‘Idul Qurban, dan Garebeg Mulud untuk merayakan Maulud (kelahiran) Nabi Muhammad SAW. Khusus yang terakhir, upacara itu disebut Sekaten, yang konon, berasal dari Syahadatain atau dua kalimah Syahadah.
Di dalam ritual-ritual ini dikumpulkan sedekah di dalam masjid Kraton (Agung). Sesudah pembacaan do’a-do’a berbahasa Arab, sedekah-sedekah itu dibagi-bagikan kepada sekitar puluhan ribu orang. Obyek-obyek ini, terutama gunungan yang terbuat dari nasi ketan, sebagian besar berisi berkah dan dianggap bisa menjamin kesejahteraan dan kesehatan penduduk.Sebelum dan selama pembagian gunungan berlangsung, Sultan duduk di atas tahta, dikelilingi oleh anggota-anggota kraton dan pusaka yang sangat sakti. Perhatiannya menagrah ke Tugu, sebuah monumen yang terletak di bagian utara kraton yang mensimbolisasikan kesatuan manusia dengan Allah. Pada saat itulah, Sultan mencapai kesatuan mistik. Inilah sumber berkah yang utama yang dibagi-bagikan kepada sekumpulan orang yang sudah menunggu. Sultan dengan demikian, bisa memanfaatkan pencapaian mistiknya sebagai suatu upaya menegarkan keabsahan kraton. Di salam ritual ini, ia tidak semata-mata sebagai Wakil Allah; ia adalah, dengan semua keinginan dan tujuan, Allah itu sendiri. Karena itu, ia menyampaikan berkah ilahiyah langsung kepada para pengikutnya.
Ritual ini dan teori kerajawian yang menjadi dasarnya adalah produk dari suatu “imperalisasi” doktrin sufi mengenai qutb. Qutb adalah poros dunia dan wali paling terkemuka. Ia menjaga alam dan berperan sebagai pengatur spiritual untuk seluruh dunia. Schimmel menggambarkan perannya dalam sufisme : “Dunia tidak akan ada tanpa kutub atau poros – yang menggerakkan dunia hanya seperti sebuah penggilingan menggerakkan porosnya dan tidak berlaku sebaliknya”.
Sultan, karena itu, merupakan qutb negara. Sebagai konsekuensi pencapaian kesatuan mistik ini, ia membela integritas hukum, mengontrol sumber-sumber kesaktian (pusaka dan tempat-tempat kramat), dan berperan sebagai penyalur yang melaluinya berkah dan inspirasi ilahiyah ditebarkan ke masyarakat. Perannya sebagai pembimbing spiritual ditonjolkan dalam garebeg, saat tiap orang diminta untuk melafalkan pengakuan iman sebelum menerima bagian gunungan. Perbedaan prinsipil antara rumusan kraton Jawa dan Sufi Klasik berkaitan dengan doktrin ini, terletak pada keharusan Sultan berperan sebagai sumber kesejahteraan material dan berkah spiritual ini. Namun, ini lebih merupakan akibat digunakannya doktrin kesatuan mistik sebagai basis orde politik dan sosial daripada sebagai perbedaan ideologis fundamental apa pun.
Menanggapi berbagai ritual dalam tradisi kraton Yogyakarta itu, Prof Simuh memberikan ulasannya, bahwa semuanya mencerminkan perkawinan budaya antara budaya Islam (dalam hal ini aliran sufisme) dengan budaya Hindu-Budha, bahkan dengan budaya animisme-dinamisme. Dan tampak karakter kraton sentrisnya dan sifat mistiknya.

1 komentar:

  1. KISAH NYATA:IBU SUMIRDA DARI SUMATRA

    ASSALAMU ALAIKUM KH.FHATULLA HARUN...SAYA IBU SUMIRDA DARI SUMATRA KEPENGEN MENGUCAPKAN BANYAK-BANYAK
    TRIMAKASIH KEPADA pak haji KARNA TELAH MENBANTU KESUSAHAN SAYA SEKELUARGA MESKIPUN SAYA SUDA PUNYA USAHA
    SAYA TIDAK LUPA UNTUK SUMBANGKAN KE PANTAI ASUHAN DAN MESJID YANG TERDEKAT DI KAMPUNG SAYA,DAN
    ALHAMDULILLAH ATAS BANTUAN PAK HAJI KH.FHATULLA HARUN SAYA BISA MELUNASSI HUTANG SAYA DAN BAGI TEMAN-TEMAN
    YANG INGIN SUKSES SILAHKAN HUBUNGI KH.FHATULLA HARUN DI NO (085217-085317)' JANGAN ANDA RAGU UNTUK MENCOBA
    DULU, DAN YANG PENTING KITA BERANI MELANGKAH KARNA KITA CUMA MANUSIA BIASA YANG HANYA MAMPU BERUSAHA DAN
    BERDOA, INGAT SIAPA YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH PASTI AKAN MENDAPATKANNYA DAN ALLAH TIDAK MERUBAH NASIB KITA
    KALAU BUKAN KITA SENDIRI YANG MERUBAHNYA DAN ASALKAN KITA BERSUNGGUH-SUNGGUH DAN NIAT KITA BAIK OTOMATIS
    HASILNYA KITA AKAN RASAKAN SENDIRI KARNA SAYA SENDIRI SUDAH MERASAKANNYA DAN SUDAH MELIHAT BUKTINYA KALAU
    DARI PESUGIHAN PUTIH NABI SULAEMAN HASIL RITUAL DARI KH.FHATULLA HARUN BISA MEMBAWA SAYA JAUH LEBIH SUKSES DARI
    SEBELUMNYA BUKTINYA SAYA MENDAPATKAN UANG GAIB BANTUAN DARI PAK HAJI KH.FHATULLA HARUN.
    DAN ALHASIL SAYA DAPATKAN UANG GAIB ITU 7 KETURUNAN,TIDAK BAKALAN HABIS SEMUA INI BERKAT CAMPUR TANGAN PAK HAJI KH.FHATULLA HARUN TERIMAKASI ATAS BANTUANYA PAK HAJI, PESUGIHAN
    PUTIH NABI SULAEMAN.INI BUKAN REKAYASA TAPI KENYATAAN JADI BAGI ANDA YANG BERMINAT BERGABUNG DENGAN BELIAU
    SILAHKAN ANDA MENGHUBUNGI BELIAU SECEPATNYA DAN SEMOGA ANDA BISA SUKSES SAMA SEPERTI SAYA, KLIK=>> Pesugihan Tanpa Tumbal Asli Tahun 2017 | Uang Gaib | Dana Gaib | Uang Balik Nabi Sulaeman TERIMA KASIH DAN SEMOGAH JADI PEMENANG BERIKUTNYA, AMIEN . WASSALAM..KESAKSIAN KISAH NYATA 2017

    BalasHapus